Jumat, Mei 23, 2008

Alkohol menguntungkan atau merugikan?


Mengkonsumsi alkohol dalam aturan rata-rata akan membuat kenaikan hormon dan diyakini bisa membantu arteri darah. Hasil penelitian dari Dr Henk F.J Hendriks itu sekaligus menjelaskan mengapa mengkonsumsi alkhol dalam tahap sedang bisa memberikan keuntungkan jantung.
"Orang yang mengkonsumsi alkohol dalam takaran sedang akan membuat hormon menjad sehat," demikian ujar Dr. Henk F.J. Hendriks yang sehari-harinya merupakan periset di TNO Nutrition and Food Research Belanda. "Implikasi dari riset ini adalah melihat lebih jauh hubungan antara konsumsi alkohol dengan kesehatan."
Banyak studi sebelumnya telah menunjukan bahwa dengan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah tertentu akan mengurangi resiko penyakit jantung. Kemungkinan dengan mengkonsumi alkohol dalam takaran tertentu akan menurunkan resiko tersumbatnya saluran arteri darah dari peradangan, pembekeuan darah dan sejumlah asam lain yang ada pada darah.
Sejumlah studi lain juga menunjukan bahwa tingkat hormon yang disebut dengan DHEAS, atau dehydroepiandrosterone, juga mungkin menjaga kesehatan aliran darah. Tingkat DHEAS biasanya tergantung dengan usia. Dr Hendriks dan rekannya telah melakukan pengkuran atas dampak mengkonsumsi alkohol pada takaran tertentu dengan tingkat DHEAS dan hormon sex lainya.
Untuk bisa memberkan dampak yang baik Dr Hendrik mengikut sertakan 9 wanita post menoupause yang tidak perokok dan mengkonsumsi alkohol pada takaran tertentu. Selama 3 pekan, para sukarelawan akan mendapatkan diet yang standard dan kepada mereka diberikan bir dengan takaran alkohol tertentu.
Selama 3 pekan itu pula para sukarelawan diberikan bir dalam takaran yang berbeda. Setelah tiga pekan tingkat DHEAS dalam darah mengalami kenaikan 17% dan membuat DHEAS pada wanita dan pria sama. Hal yang kontras malah hormon testosterone turun menjadi 7% dan pada wanita hormon testosterone tetap.
Yang juga mengalami kenaikan adalah HDL cholesterol yang berhungan dnegan kesehatan jantung mengalami kenaikan 12 persen pada wanita dan pria. Penelitian Dr Hendrik didanai oleh Yayasan Riset Alkohol Belanda.

Alkohol dapat mencegah kerapuhan tulang


Mengkonsumsi minuman beralkohol secara moderat bisa membantu para wanita melindungi dirinya dari penyakit kerapuhan tulang. Hal itu disampaikan oleh tim peneliti dari St Thomas Hospital London, Inggris pimpinan Professor Tim Spector yang dipublikasikan pada Annals of the Rheumatic Diseases.
Tingkat konsumsi moderat diartikan sebagai rata-rata mengkonsumsi delapan unit setiap pekannya dan itu merupakan hal yang sangat kecil. Para periset pimpinan Profesor Tim Spector memfokuskan penelitian dampak mengkonsumsi alkohol secara moderat dengan melakukan pengukuran pada kepadatan tulang dibagian pinggul dan punggung (tulang belakang).
Cairan kimia dari tulang akan diukur untuk menentukan tingkat kerapuhan yang turun melalui air seni. Hasil penelitian Profesor Tim Spector sekaligus mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan merokok bisa membuat tulang menjadi mengecil dan memicu osteoporosis.
Meski tidak dipungkiri, tim peneliti gagal untuk menunjukan secara gamblang bagaimana hubungan produksi tulang dengan konsumsi alkohol. Professor Tim Spector juga mengingatkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi alkohol akan berdampak buruk pada struktur tulang.
" Alkohol seperti halnya obat yang lain bekerja pada tingkat tertentu. Berbeda orang juga akan menimbulkan reaksi yang juga berbeda. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan prosedur yang pasti agar bisa digunakan dengan sebaik-baiknya."
Bulan silam sebuah survey menunjukkan bahwa dengan meningkatnya resiko kerapuhan tulang akan membuat semakin tinggi resiko terkena osteoporosis. Hasil survey menunjukan bahwa 1,683 wanita di Eropa yang berusia diatas 50 tahun sebanyak 47% tidak menyadari resiko terkena resiko osteoporosis.
Diperkirakan penyakit osteoporosis ini telah menyedot setidaknya 4.8 milyar euro setiap tahunnya untuk berobat di rumah sakit. Kerusakan tulang biasanya tidak tampak diawali sebuah gejala dimana osteoporosis juga tidak bisa di diagnosa sampai satu tahun setelah tulang mengalami kerusakan yang parah.
Mengkonsumsi vitamin D disebut mampu menjadi peran yang penting untuk membangun sebuah tulang yang kuat dan sehat.